Yogyakarta: Kamis,11 Februari 2021 merupakan hari istimewa bagi lingkungan St.Angela. Mereka masih mempunyai waktu dan kesempatan khusus untuk berdoa bagi orang sakit sedunia. Kegiatan ini mendukung pesan Bapa Suci Paus Fransiskus untuk orang sakit sedunia ke-29. Peringatan tersebut, jatuhnya pada 11 Februari 2021. Dua hari sebelumnya, ketua Lingkungan (Kaling) Bapak Denny mengumumkan di Grup WhatsApp Angela. “Bruder, ibu/bapak, dan saudari/a anggota keluarga besar lingkungan St. Angela Merici yg terkasih, Besok malam jam 7, Kamis, 11 Februari 2021, kita akan berkumpul lagi di Zoom Meeting untuk kembali berdoa bersama-sama secara virtual dari tempat masing-masing dengan dipandu oleh Ibu Atik Mono. Karena besok hari Kamis ini bertepatan dengan Peringatan Hari Orang Sakit Sedunia yang ke-29, maka intensi doa lingkungan besok malam adalah secara khusus untuk mendoakan anggota keluarga kita atau siapa pun yg kita kenal yg sedang menderita sakit. Link Zoom Meeting: https://zoom.us/j/95363130668?pwd=SXNKcHhCU1J3cXJVM0Y0TFRENXZ2QT09. Meeting ID: 953 6313 0668 Passcode: angela. Bagi yang berhalangan hadir atau ada keperluan lain, tidak apa-apa. Kita bisa berkumpul dan berdoa bersama lagi di hari Kamis berikutnya. Matur nuwun dan sampai jumpa besok malam jam 7 di Zoom Meeting. Berkah Dalem. N.B.:Bagi yang masih mengalami kendala menggunakan aplikasi Zoom, silakan japri Pak Agoeng Koesoemo atau saya dan kami akan siap membantu mengatasi kendala dalam menggunakan aplikasi Zoom. Matur nuwun.” “Siap 86 pak”. Sambung Bu Bowo untuk mendukung pesan Kaling dengan penuh semangat. Pada pukul 19.00 Wib, Pak Denny sebagai Host meeting (moderator) sudah standby depan layar diikuti oleh mbak Atik Mono sebagai Co-host (baca: tugas memandu) serta beberapa umat dengan anggota keluarga saling menyapa di depan layar dengan penuh gembira-ria. Penulis terlambat untuk join tepat waktunya (baca:bergabung) karena ada beberapa acara komunitas yang tidak dilewat begitu saja.
Sapaan Humanis Bagi warga
Pak Denny mempersilahkan Mbak Atik Mono untuk segera memandu doa bersama ini. Ibu Katekis yang sudah lama berkarya di dunia pendidikan sekaligus katekis separuh time di kelompok kategorial paroki menjelaskan tema dan tujuan dari pertemuan doa via virtual ini. “Bruder, bapak/ibu. Saudari/a, rekan-rekan orang muda dan adik-adik sekalian. Tema yang dicanangkan oleh bapak Paus Fransiskus dalam doa orang sakit sedunia ini adalah: “Hanya satu Gurumu dan kamu semua adalah saudara” (Mat 23: 8). Lanjut Mbak Atik bahwa tujuan dari tema ini bagaimana kita melihat bersama tentang relasi yang didasarkan pada rasa percaya dalam memandu perawatan orang sakit.” “Untuk itu kita melihat pengalaman akan kerapuhan kita. Selain itu, kita bisa belajar ketergantungan kepada rahmat penyembuhan Tuhan lewat pengalaman keberanian seorang ibu dari Yunani berkebangsaan Siro-Fenisia (bdk. Mat.24-30).” Mari kita belajar dari pengalaman kerendahan hatinya sebagai landscape hati dalam memotret pergumulan iman kita saat ini .” Ajak Mbak Atik dengan penuh lugas dan tegas.
Doa Semi Katekese Umat
Dalam booklet, sejenak saya melihat ringkasan panduan susunan doanya secara lengkap. Seperti panduan ibadat liturgi lengkap. Setelah bacaan Injil yang dibawakan oleh Pak Denny, pemandu (baca: Mbak Atik) memperjelaskan secara singkat isi dari kisah Injil Markus 7-24-30. Pemandu mengantar umat untuk bisa memahami situasi dialog seseorang yang berjuang untuk memperoleh rahmat kesembuhan.” Dikatakan bahwa “kerendahan hati dan kesabaran akhirnya membuahkan hasil.” Jelas Ibu Atik. Yesus malah terkejut mendengar jawaban sang ibu tadi dalam Injil “ Benar Tuhan, tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak” (ay.28). “Doa yang dipanjatkan dengan sikap rendah hati dan sabar, akan didengarkan. “Bukan doa yang “memaksa “Tuhan”. Wacana yang dideskripsikan oleh guru agama ini menggugah para pendengar dalam layar virtual ini, untuk bisa berkeyakinan akan pengalaman-pengalaman iman tersebut.
Sharing Christian Praxis (SCP)
Mbak Atik lagi-lagi pada segmen berikutnya, mengundang umat yang hadir untuk berbagi rasa. Berbagi ungkapan di sini, maksudnya untuk mensharingkan pengalaman imannya. “Bapak Ibu setelah kita mendengar uraian dari sabda Allah yang mengetengahkan kita malam ini, kira-kira adakah pengalaman kita saat kita mengalami sakit atau bagaimana pengalaman kita dalam merawat orang sakit?” Ungkap Mbak Atik dalam membuka SCP bersama. Kesempatan pertama, dibuka oleh saya. Saya mensharingkan pengalaman pergumulan iman saya saat jatuh sakit malaria pada tahun 2007 di Merauke. Dua kali saya berbaring lemes. Saya merasa seolah-olah di terminal kematian. Saya protes kepada Tuhan. Mengapa saya diusia produktif (kira-kira umur 35) waktu itu diberi sakit berat. Penderitaan ini, di luar dugaan akal sehat. Saya mengalami ketakutan luar biasa. Karena malaria akut di Papua, jika imun tidak siap akan fatal. Puji Tuhan saya sembuh. Selama 2 minggu, saya merasa Tuhan hadir lewat (dokter, perawat, umat yang mengunjungi) lebih-lebih perhatian dari sesama bruder serumah. Pengalaman sakit ini, ternyata tidak sampai di sini. Ketika tugas di Kota Pontianak mengalami hal yang sama. Berbaring di Rumah Sakit 7 hari lamanya. Sakit maag yang akut dengan iritasi lambung halus, semuanya berawal dari pola makan saya yang tidak sehat. Gaya diet yang berlebihan, akhirnya memaksa saya untuk mengerok luka-luka yang ada dalam usus halus. Dengan memnggunakan “endoscope’ saya menangis dan memasrah dan tidak protes lagi. Alat yang masuk dalam usus semacam jarum halus, sakit perihnya luar biasa. Lagi-lagi mendapat rahmat penyembuhan dari Tuhan.
Kreatif Tuhan Dalam Menyembuhkan Manusia
Sharing kedua, dilanjutkan oleh Bapak Agustinus Agoeng Koesoemo Arjanto. Mas Agoeng sapaan akrabnya juga sekaligus sebagai wakil ketua lingkungan Angela mengawali sharing imannya dengan mengupas dari kisah Injil Markus 7:24-30. Beliau menelisik dengan nalar kritisnya bagaimana sejarah singkat doa orang sakit sedunia ini muncul di tengah kita. Menurut Mas Agoeng bahwa “doa ini merupakan warisan dari bapak Paus Yohanes Paulus II. Di mana tahun 1992, saat mengunjungi Indonesia beliau membuka doa ini.” Kata Sang Militer ini dengan tegas dan mantap. “Bapak ibu sekalian, saya tertarik dengan kisah heroik seorang ibu berkebangsaan Siro-Fenisia dalam Injil tadi”. Walapun dia bukan orang Yahudi dengan penuh kepercayaan bahwa Yesus menyembuhkan juga anaknya yang lagi kerasukan roh jahat. “ Bagi saya di sini ada dialog dan ruang negosiasi iman.” “Ternyata dia tetap setia meskipun Yesus sudah menolak”. Ibu ini luar biasa percaya bahwa Yesus hadir untuk menyelamatkan semua orang bukan untuk bangsa-bangsa tertentu”. Ungkap Mas Agoeng yang saat ini lagi sibuk menulis disertasi di salah satu prodi S3 Ketahanan Nasional di UGM Yogyakarta. Menurut dosen Akmil Magelang Ini, kita banyak belajar dari pengalaman ibu ini. Yakni: sikap kemanusiaan kita yang rapuh dan akhirya sikap kertergantungan pada Tuhan tidak bisa tawar menawar sebagai tempat terakhir kita untuk bersandar dalam hidup ini”. Tutur Mas Agoeng dengan penuh iman.
Bagian ketiga Ibu Susi Sapuan. Ibu Susi mensharingkan bagaimana perjuangannya dalam merawat Sang Suami tercinta. Mulai merindukan tempat kamar VIP di RS Panti Rapih, obat-obat dan makananya. Saat ini dengan penuh setia menemani dan merawat Sang suami di rumah. “Saya merasa bahwa Tuhan membuka jalan dengan kreatifnya bagi saya saat ini”. Kadang-kadang saya berharap demikian ternyata juga terkabul”. “Pengalaman mendapat kamar bagian VIP di RS tidak mudah saat ini.” Karena semua kamar dipenuhi oleh pasien Covid 19.” Ungkap Ibu Susi dengan semangat. “Saya percaya bahwa campur tangan Tuhan luar biasa”. Saya mengharapkan agar jangan sampai suami saya dengan menggunakan “sonde” dalam cara makananya. “Ah Tuhan luar biasa! “Ternyata doaku terkabul dan nyatanya demikian tidak “sonde”. Sharing Ibu Susi dengan penuh penghayatan,
Terenyuh Dalam Doa Permohonan
Setelah sharing Iman berakhir, Ibu Atik mengajak doa umat atau permohonan secara sepontan. Doa-doa yang dilantunkan secara khusus untuk pasien yang sakit karena virus Corona. Ada beberapa yang ikut sedih dan menetes air mata karena mengingat saudari/a yang saat ini berjuang untuk menyembuhkan diri dari derita covid 19. Doa yang jujur dan tulus dari pengalaman konkret, mengajak kita untuk selalu percaya akan kemurahan Yesus saat ini. Rangkaian doa orang sakit sedunia ini, oleh pemimpin doa mengajak untuk disatukan dengan doa 1 kali Bapa kami dan 3 kali salam Maria. “Tidak terasa selama 45 menit keluarga Katolik Lingkungan St.Angela sudah bersama-sama berdoa” Mari kita mohon berkat Tuhan lewat Bapak Fransiscus Xaverius Supriyadi sebagai penutup rangkaian doa kita malam ini”. Tutup mbak Atik dalam sapaan penutup panduan doa malam itu. Kemudian diteruskan oleh Pak Denny dengan berbagai informasi kegiatan menggereja di Lingkungan St.Angela. “Bapak Ibu sekalian terima kasih banyak untuk perjumpaan kita malam hari ini dalam doa virtual.” Untuk informasi aktual lainnya bisa dilihat diposting WAG Santa Angela”. Ujar guru SMA Kolese De Britto ini dengan penuh ramah”. “Selamat malam dan Sampai Jumpa, Berkah Dalem”. Suara menggema dalam layar monitor komputer mengajak untuk tinggalkan dari aplikasi meeting zoom malam itu. (Peliput: Br.Flavi,MTB).