Tepat pada Jumat-Minggu, 25-27 Oktober 2024, Keuskupan Sintang menyelenggarakan Expo Panggilan. Gebrakan ini setelah tujuh tahun mengalami fakum. Saat ini telah dilaksanakan kembali. Tema yang dipilih dalam Expo Panggilan Tahun 2024 ini adalah “Pergi dan Undanglah Semua Orang ke Perjamuan Itu” (Mat 22:9). Kegiatan dilaksanakan selama tiga hari ini diisi dengan kegiatan yang relevan dan kontekstual.
Perayaan Ekaristi
Rangkaian kegiatan dibuka dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin langsung oleh Uskup Keuskupang Sintang, Mgr. Samuel Oton Sidin. Perayaan Ekaristi pembuka dilaksanakan di Gereja Paroki Maria Ratu Semesta Alam (MRSA) Keuskupan Sintang. Bapak Uskup menegakan dalam homilinya:
“Kita bersyukur atas panggilan menjadi orang Katolik. Dalam Gereja Katolik ada kebenaran dan yang telah diwariskan kepada kita semua, dan kita yakin betul. Sebagaimana ditegaskan dalam Injil, Akulah jalan kebenaran dan hidup, tidak ada manusia yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Yoh 14:6). Kita bersyukur bahwa dalam Gereja Katolik ada panggilan menjadi imam, suster, frater, bruder. Mereka dipanggil untuk menghantar umat mengenal Kristus. Dengan cara apa? Melayani dengan tulus, memberi diri secara total untuk serta mengajak umat untuk ikut dalam perjamuan. Tidak hanya perjamuan rohaniah, tetapi juga perjamuan jasmaniah. Sebagaimana dikatakan dalam Injil Yesus menyampaikan ajaran kepada para rasul kamu harus memberi mereka makan (Mrk 6:37). Inilah tugas yang harus kita laksanakan dalam hidup sehari-hari. Tugas ini diberikan kepada kita semua sebagai pengikut Kristus. Jangan mengira ini tugasnya para biarawan/biarawati. Maka, setiap akhir Perayaan Ekaristi kita selalu diingatkan “Pergilah, kita diutus”. Tugas perutusan ini merupakan tugas kita semua untuk mewartakan kabar sukacita, menyembuhkan yang sakit, orang buta melihat, orang lumpuh berjalan dan yang sakit dibebaskan. Memang kita tidak punya mukjizat, tetapi ada berbagi cara perlu kita lakukan supaya membebaskan orang lain dari belenggu dosa, yakni dengan cara menolong.” Jelas Bapak Uskup Sintang.
Sharing di Lingkungan
Usai Perayaan Ekaristi selesai, para romo, suster, bruder dan frater sudah dijemput oleh Ketua Kring masing-masing. Kurang lebih 55 orang biarawan-biarawati dibagi ke lingkungan-lingkungan, setiap lingkungan dua orang suster, frater atau bruder, ada juga yang tiga orang. Untuk lingkungan Paroki RMSA dibagi 18 lingkungan. Masing-masing lingkungan dua orang romo, suster, bruder atau frater. Sementara 7 lingkungan mengunjungi umat di Linkgungan Katedral Kristus Raja Sintang. Untuk lingkungan Katedral ada masing-masing lingkungan dikunjungi 3 biarawan/wati, hanya dua lingkungan yang dua biawan/wati, lingkungan Santo Agustinus dan Stasi Jeroja II.
Para Bruder Maria Tak Bernoda (MTB) mendapat kunjungan ke Lingkungan Maria (Br. Agus), Lingkungan Ignasius (Br. Ferdi) Paroki MRSA, sedangkan Br. Rafael di Paroki Katedral Lingkungan St. Yakobus dan Br. Dano St. Andreas. Apa yang dibuat dilingkungan. Di lingkungan para biarawan/wati diminta untuk sharing pengalaman masa kecil dalam keluarga hingga tumbuh benih panggilan untuk menjadi religius? Selain itu, apa peran orang tua dalam memberikan keputusan untuk menjadi religius, apakah setuju atau tidak? Apakah sampai saat ini keputusan itu didukung oleh orang tua? Bagaimana komunikasi itu terjadi dengan baik, sehingga memengaruhi tumbuhnya panggilan itu?
Dok pribadi expo panggilan di lingkungan St. Ignasius Paroki MRSA
Pertanyaan ini sudah jabarkan dalam sebuah buku yang berjudul MUTIARA KEHIDUPAN, Melacak Semburi Sembul-Sembul Kehidupan (Jelahu, 2021:42-46), ada 6 point penting dalam refleksi perjalanan panggilan: 1). Melihat dan mengagumi panggilan kaum religius, 2). Mengenal secara mendalam, 3). Tinggal dan hidup bersama, 4). Mulai ada rasa tertarik, 5). Merasakan panggilan, 6). Menentukan pilihan. Point-point penting disharingkan kepada umat.
Sementara Sr. Trifina, SMFA membagikan pengalaman suka dan duka menjalani panggilan sebagai suster SMFA. Panggilan ini tidak berjalan baik-baik saja, selalu ada tantangan. Namun, ada yang sangat penting dalam menjalani panggilan yakni berpasrah kepada kehendak Tuhan. Menyerahkan seluruh hidup kita pada penyelenggaraan-Nya. Usai sharing pengalaman ada juga sesi tanya-jawab. Semacam dialog kecil berbagi pengalaman iman. Cukup antusias dalam berbagi pengalaman. Semoga dengan dialog semua pertanyaan yang tersimpan dalam hati dapat terjawab.
Kisah Dibalik dan Menatap Kaum Berjubah
Tepat pukul 08.00-12.00 WIB, para imam, bruder, suster dan frater menjaga stand masing-masing untuk menyambut para pelajar, orang muda dan umat yang mengelilingi stand. Pada saat mengelilingi stand terjadi dialog tentang sejarah Ordo Kongregasi masing-masing dengan para pengunjung. Para pelajar sangat antusias untuk mencari tahu tentang perjalanan kongregasi masing-masing. Para pengunjung ke stand Bruder MTB sangat antusias karena ditawari dengan kuis tentang ke-MTB-an. Sangat seru sekali, sampai para Bruder MTB di stand kewalahan dengan untuk melayani para pelajar. Sayangnya hanya keterbatasan waktu untuk melanjutkan tanya-jawab diskusi.
(sumber Br Ferdi MTB : https://spiritpendidikan2024.blogspot.com/2024/10/expo-panggilan-keuskupan-sintang.html)