Gerakan hidup bersih, sehat dan ramah lingkungan terus digalakkan salah satu caranya adalah memanfaatkan limbah, sampah dapur yaitu sisa sayu dan buah untuk dibuat menjadi eco-enzym.
Eco Enzyme pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand. Gagasan proyek ini adalah untuk mengolah enzim dari sampah organik yang biasanya kita buang ke dalam tong sampah sebagai pembersih organik. Eco-enzyme adalah hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. (sumber : https://dlh.cimahikota.go.id/article/detail?id=21, ECO ENZYM)
Gerakan ini eco enzym ini juga menjadi inspirasi tim JPIC MTB bekerja sama dengan kelompok-kelompok pemerhati lingkungan hidup untuk di perkenalkan dan diterapkan di komunitas, sekolah, asrama dan unit karya yayasan.
Eco enzym juga bisa digunakan sebagai alat kebersihan, dalam masa pandemi covid-19 ini kehadiran penggunaan eco enzym cukup membantu meminamilisir penggunaan alat kebersihan yang kurang ramah lingkungan. Sebagai catatan penggunaan eco enzym juga tetap harus menggunakan kompisisi yang tepat dan benar, supaya kualitasnya tetap terjaga dan ramah lingkungan.
Br. Geradus melakukan kegiatan penyemprotan berbahan eco enzym di kompleks Asrama Santo Bonaventura Sepakat
Br. Yunus melakukan kegiatan penyemprotan pembersih ruangan berbahan eco enzym di kompleks bruderan Sepakat II