Manusia adalah ciptaan Tuhan yang istimewa. Ia diberi hidup untuk merasakan, mengalami kebaikan dan kasih dan cinta-Nya. Karena cinta-Nya kita dapat merasakan pengalaman hidup sebagai ziarah [perantau: St. Fransiskus Assisi]. Oleh karenanya, diperlukan suatu pemknaan terhadap pengalaman. Tak dapat dihindari bahwa pengalaman pahit bahkan penderitaan selalu ada setiap saat. Kita bertanya pada diri kita sendiri, mengapa aku masih tetap setia menghadapi kenyataan itu? Apakah karena diriku sendiri atau karena Dia yang selalu hadir menyertaiku? Kita harus jujur dengan diri kita sendiri bahwa kebaikan dan cinta-Nya yang pertama-tama selalu hadir dalam hidup kita. Sebagaimana dikatakan dalam Kita Suci Aku akan menyertai engkau sampai akhir zaman [Mat 28:20]. Dalam suka dan duka, dalam cemas atau kekhwatiran, Dia selalu ada bagi kita. Dia tidak pernah meninggalkan kita. Itu karena cinta-Nya besar ziarah hidup kita. Hanya kecemasan dan kekhwatiran kitalah, membuat kita mengalami banyak keraguan, kebimbangan dan bahkan kehilangan pengharapan. Padahal kita menyebut Dia sebagai sahabat yang selalu memberikan diri-Nya bagi kita. Dikatakan dalam Injil Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawa bagi sahabat-sahabatnya [Yoh 18:13]. Kekuatan kata sahabat mengungkapkan kebesaran cinta-Nya kepada kita. Seperti itulah ziarah hidup kita bersama-Nya. Karena keinginan kita lebih tinggi dari pada mengadalkan Dia, membuat kita mengalami banyak kebimbangan dan keragu-raguan…. GLORI DEI VIVENS HOMO [St. Irenius]