KAMU DIBAPTIS DENGAN ROH KUDUS
Ferdi Jelahu MTB
Bacaan I : Yesaya 40:1-5.9-11
Bacaan II: Titus 2:11-14;3:4-7
Injil: Lukas 3:15-16.21-22
PEMBUKA
Panggilan kita sebagai orang Katolik adalah menjadi saksi Kristus. Kesaksian itu diwujudkan dalam karya dan pelayanan kita. Karya pelayanan kita mesti menjadi saksi kebenaran, saksi cinta kasih bagi sesama. Pada tahun 11 September 2003 terjadi kebakaran Gedung Word Trade Center di Amerika Serikat menewaskan ribuan orang yang terjadi di dalam Gedung itu. Apa yang menjadi pengalaman iman dalam peristiwa itu? Ada banyak relavan memberikan kesaksian iman tentang hati mereka tergerak untuk membantu dan menolong orang-orang yang ada di dalam Gedung itu, dikatakan “Kita harus pergi membantu orang-orang yang ada dalam Gedung itu. Sebelum kita masuk membantu mereka yang ada di dalam Gedung itu, kita berkumpul untuk berdoa bersama, dengan doa Bapa Kami.” Setelah mendasarkan doa Bapa Kami, mereka kemudian masuk dalam Gedung itu untuk membantu para korban yang ada di dalam Gedung itu. Sebagian dari mereka yang membantu meninggal dunia.
KESENJANGAN ANTARA REALITA DAN CITA-CITA INJIL
Saat ini pun kita menghadapi pandemic covid 19 yang terus melanda hidup manusia. Masalah pendidikan, kesehatan, ekonomi, rumah tangga, masalah relasi sosial, dsb. Meski pun saat ini kita mengahdapi pandemic covid 19, kita yakin dan percaya bahwa melalui sakramen baptis, kita dibimbing oleh Roh Kudus sehingga kita sanggup menghadapi tantangan selama masa pandemic covid 19. Kita dipanggil menjadi saksi kasih Kristus bagi sesama. Sekecil apa pun perbuatan baik kita, kita terus belajar, berjuang menjadi SAKSI KRISTUS yang sejati. Sebab kita telah menerima pencurahan Roh Kudus melalui sakramen baptis.
Sebagaimana pula telah ditunjukkan oleh para relavan yang membantu para korban dalam Gedung Word Trade Center. Mereka sungguh peduli bagi orang yang mengalami penderitaan akibat runtuhnya Gedung Word Trade Center yang menelan ribuan korban. Mereka tergerak hati untuk menolong sesamanya. Tentu ini atas dasar iman yang mereka miliki, hati mereka tergerak karena rahmat Tuhan yang bekerja dalam hati mereka. Apakah kita selalu siap sedia menolong dan membatu mereka yang mengalami kesulitan? Apakah kita berani menanggung konsekuensi demi kebaikan bagi sesama?
MENDENGARKAN SABDA
Dalam Bacaan Pertama kita telah mendengarkan bahwa Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia. Yesaya datang untuk memberikan kesaksian tentang kasih Allah yang melampaui segala-galanya. Kesaksian Yesaya menyiapkan kedatangan Mesias. Sang Jusu Selamat umat manusia. Kedatangan-Nya membuka ’tabir’ baru bagi ziarah hidup umat manusia.
Sedangkan dalam bacaan kedua ditegaskan Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik. Yesus yang hadir di tengah manusia, melayani manusia: yang buta melihat, yang lumpuh berjalan, yang menderita disebuhkan merupakan karya pelayanan Kristus. Itulah kabar sukacita. Tidak hanya batas disitu, Yesus juga mengalami penderitaan sebagai bukti cinta-Nya terhadap umat manusia. Dalam
Bacaan Injil kita telah mendengarkan bahwa Yohanes telah memberikan kesaksian tentang Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Air memiliki kegunaan yang sangat luar biasa. Banyak faedahnya bagi kehidupan manusia. Tanpa air kita tidak bisa hidup. Itu hal yang sangat sederhana dari kegunaan air. Dalam upacara Pembaptisan, air adalah lambang tindakan Roh Kudus, karena sesudah menyerukan Roh Kudus, air menjadi tanda sakramental yang berdaya guna bagi kelahiran kembali. Pembaptisan adalah tanda bahwa kelahiran kita untuk kehidupan ilahi, dianugerahkan kepada kita dalam Roh Kudus. Sedangkan api memiliki daya kekuatan yakni api melambangkan daya transformasi perbuatan Roh Kudus. Nabi Elia, yang “tampil bagaikan api dan perkataannya bagaikan obor yang menyala” (Sir 48:1)
KONSEKUENSI BAGI PARA PENDENGAR
Bapak/ibu, bruder yang terkasih di dalam Kristus, berkah sakramen baptis kita telah menerima Roh Kudus, maka kita pun dipanggil untuk menjadi saksi Kristus dengan memberikan bantuan kepada orang yang menderita, para korban, dsb. Sebagaimana telah dilakukan relevan di Gedung Word Trade Center terus-menerus memberikan kebaikan dan siap menerima konsekuesi. Itu cara Tuhan meratakan jalan yang lekak-lekuk, meluruskan jalan yang rata. Sebab Tuhan sendiri tidak hanya berhenti pada pewartaan-Nya, perkataan-Nya, tetapi Ia telah menunjukkan kasih-Nya dengan memberikan Nyawa bagi tebusan umat manusia. Kita dipanggil untuk melanjutkan tugas Kristus.
PENUTUP
Masa pandemic ini tidak membuat kita terkurung [berdiam diri], kita dipanggil untuk berbagi kasih, sebagaimana telah ditunjukkan Yohanes dalam Injil hari ini, ia mempersiapkan jalan bagi kedatangan Sang Penyelamat. Ia adalah seorang yang berseru-seru di padang gurun, ia adalah seorang pribadi yang membaptis Yesus dengan air. Tetapi Kristus sendiri membaptis dengan Roh Kudus. Semoga kita yang telah menerima sakramen baptis, semakin mengalami kesatuan dengan Kristus dan siap sedia menerima konsekuensi dalam kebenaran. Tuhan memberkati.