Renungan (Lukas 21:5-11) Selasa, 23 November 2021
Pada saat menjalani masa pendidikan dari SD-SMA, saya tidak menggunakan gawai. Saya tidak mengenal banyak informasi yang ada di media. Saya lebih banyak mendengar cerita dari orang lain. Usai menggunakan HP, kemudian saya banyak mengetahui informasi yang tersebar di media saat ini. Karena mudah di akses, mudah didapat. Informasi itu pun sangat beragam, ada yang meneguhkan, menguatkan, dan inspiratif, namun tak sedikit pula ada yang menyakitkan dan menggiurkan. Itulah yang terjadi saat ini.
Perkembangan media tidak bisa memungkiri bahwa dari hari ke hari, dari waktu ke waktu akan terus berkembang. Pada masa pandemic munutut banyak orang harus menggunakan gawai. Bahkan mulai dari anak-sampai pada orang tua menggunakan gawai. Apakah mereka membaca berita? Saya rasa pasti mereka membaca, pasti mereka menemukan pelbagai informasi yang ada di media.
Perkembangan media menuntut kita sebagai orang beriman lebih kritis, kreatif dan bijaksana dalam menyerapkan serta membagikan informasinya. Sikap kritis yang perlu kita lakukan adalah cerdas untuk memilih informasi. Inovatif adalah berani menyampaikan berita kebenaran. Bijaksana berarti berani memilah-milah informasi yang ada sehingga tidak menimbulkan keresahan.
Kita dipanggil untuk membagikan serta meneruskan kabar sukacita yang telah disampaikan oleh Tuhan sendiri yang sampai saat ini masih terus kita rasakan, dipelihara dan kita bangun. Apakah informasi itu bisa menginspirasi, meneguhkan menguatkan bagi orang lain mendengarkan, yang membaca informasi kita. Itulah sebabnya Insight bacaan Injil hari ini menegaskan bahwa “Waspadalah, jangan sampai kalian disesatkan, sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku, dan berkata: “Akulah Dia,” dan “Saatnya sudah dekat.” Janganlah kamu mengikuti mereka” Murid Yesus harus peka dan hati-hati terhadap berbagai macam berita yang mereka lihat, mereka dengar apa yang terjadi di Bait Allah. Apa yang sudah didengarkan oleh para murid di Bait Allah, tidak begitu saja diteruskan atau diwartakan. Para murid memiliki kepekaan hati untuk membedakan mana yang mereka dengan dari ‘alih-alih yang mengatasnamakan Tuhan’ dan mana yang mereka dengarkan sendiri dari Tuhan. Para murid pasti mengenal dengan baik, Siapakah Tuhan? Pasti mengenal perkataan dan perbuatan-Nya. Sebab para murid sendiri selamanya hidup dan tinggal bersama Tuhan. Itulah yang membedakan perkataan Tuhan dan orang-orang yang mengatanamakan Tuhan.
Apakah kita berani mendengarkan suara kebenaran yang datang dari Tuhan sendiri? Apa kita berani menegaskan nilai-nilai yang telah diwartakan Kristus sendiri? Apakah kita siap meneruskan kabar sukacita lewat media sehingga bisa menjadi tempat yang teduh dalam mendengarkan Sabda-Nya, bukan menimbulkan keresahan, ketidaknyamanan bahkan pemberontakan antar satu dengan yang lain, akibat berita yang tidak jelas, yang simpang siur dan lain sebagainya.
Media menjadi salah satu sarana pewartaan kabar sukacita, saat ini. Media menjadi ‘penyambung’ interaksi yang hangat. Media menjadi perekat untuk menjadi pewarta karya keselamatan Tuhan. Kalau kabar sukacita yang kita sampaikan, maka tidak terjadi perang, tidak terjadi diharmonis antar satu dengan yang lain. Mari kita membuka hati akan Sabda Tuhan, mendengarkan Dia dengan merenugkan Sabda-Nya, itulah jalan kebajikan dalam hidup kita.
Renungan ini diterbitkan oleh Media Katolik Duc in Altum: Program Renungan Harian pada channel youtube