Fri. Mar 21st, 2025

KEKERINGAN ROHANI
Ketika kita mengalami kekeringan rohani, kita perlu duduk diam melihat diri sendiri. Dalam ketenangan dan keheningan itu, kita perlu berusaha untuk merenungkan dan mengevaluasi kembali perjalanan kehidupan kita dari waktu ke waktu. Dalam kekeringan rohani tersebut, Tuhan hadir lebih dekat dengan kita, dari pada kita dengan kita sendiri. Biarkanlah diri kita mendengarnya, melihat, merasakan dalam keheningan maha dalam suara-suara alam semesta. Siapa tahu di sana ada Tuhan yang tersembunyi menyapa kita.
Hidup rohani kita pasti terus menerus mengalami dinamika pasang surut ini. Hal inilah yang perlu kita sadari. Bila kita mengalami kekeringan rohani, janganlah kita terlalu merisaukanya. Bila kita mengalami kepenuhan rohani, janganlah juga terlalu membanggakannya. Ingalah bahwa segala sesuatu, termasuk hal-hal rohani pasti mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Salah satu contoh dalam kekeringan rohani adalah kesulitan mengampuni. Banyak hal yang membuat orang sulit mengampuni, salah satunya adalah hidup rohani kurang baik. Bisa saja kita kurang berdoa dan kurang membiarkan diri dalam penyerahan total kepada Tuhan, Kita mungkin kurang bersikap kontemplatif, yakni menyadari kehadiran Tuhan dalam segala sesuatu.
Kita juga mungkin kurang bersyukur atas segala anugerah yang kita terima setiap saat. Atau mungkin kita terlalu memusatkan diri pada hal-hal yang jasmaniah: harta, kekayaan, kedudukan, status hidup, dan sebagainya. Begitu tinggi keegoisan dan kesombongan kita. ***
(John Malley, Camila Maccise, Joseph Chalmer, ini Obsequio Christi, Roma: Edizone OCD 2003 hlm.31)