Wed. Oct 9th, 2024

Tak ada hidup yang berjalan mulus begitu saja. Pasti selalu menemukan pengalaman pergumulan. Adakalanya pengalaman itu datang dari dalam diri sendiri (internal)  dan juga dipengaruhi faktor dari luar (eksternal). Tak dapat memungkiri bahwa yang persis mengenal dan tahu adalah diri sendiri. Yang menarik bahwa butuh kepekaan hati untuk menjernihkan pengalaman yang ‘kurang baik’.  Dengan demikian, semua pengalaman itu menemukan suatu mutiara yang tepat, menemukan makna terdalam dalam menanggapi situasi yang dipengaruhi dari dalam dan dari luar.

Berani memilih

Suatu pengalaman yang tidak mudah pada saat saya diberikan kesempatan untuk mengikuti Kursus Prasetya Kekal di Roncalli pada januari sampai dengan Februari 2021 dan mengikuti FRIP (Franciscan Retreat Intership Program). Tujuan mengikuti pertemuan itu tidak lain dan bukan, yakni menjernihkan kembali tentang semua pengalaman yang telah lewat, dan menemukan suatu kontinen baru dalam menanggapi situasi di hari depan. Harapanku tidak lain dan tidak bukan, mampu mengolah kembali pengalaman masa depan itu, dengan cara belajar dari pengalaman masa lalu. Mengapa aku telah melewati pengalaman di masa lalu itu, hingga sekarang ini aku tetap setia? Dari dalam hati kusampaikan bahwa bukan karena kekuatanku tetapi peran Allah yang selalu hadir menyertaiku, disaat aku mengalami situasi sulit. Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaaan-pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan manusia. Ia tetap setia dan karena itu Ia tidak membiarkan kamu jatuh dalam pencobaaan, Ia akan tetap setia sehingga pada waktunya kamu dapat menanggungnya (1Kor 10:13).

Sebuah pengalaman pergumulan yang tidak selalu mudah. Maka, dibutuhkan relasi mendalam dengan Dia. Saya menyadari bahwa bukan karena kesempurnaanku mengikuti panggilan-Nya, tetapi karena ketidakmampuanku, Ia setia menyertai perjalananku.

Nyalakanlah api cinta-Mu dalam diriku dan kedua saudara (Br. Boni MTB dan Br. Maksi MTB) semangat kerendahan hati Maria sebagai hamba. Semoga kesetiaannya dalam mendengarkan,  merenungkan, menyimpan dan melaksanakan kehendak Allah, menjadi kesetiaan perjalanan panggilan kami juga dalam Kongregasi Bruder MTB. Dalam refleksi sederhana ini, kuucapkan semua keluarga khususnya kedua orang, kongregasi bruder MTB yang menerima dan memberikan bimbingan dalam perjalanan panggilanku dan kedua saudara.