Tiga puluh Mei dua ribu dua puluh satu tengah hari, 6 bruder hadir di Samalantan membawa seribu bayangan dan impian. Tak peduli perjalanan yang dilalui dengan seribu kerikil dan bebatuan menghempaskan jiwa dan raga. Sepuluh bungkus mie sedaap, sekantong buah salak dan jeruk pelepas dahaga sesampai di Samalantan, hutan dan rumah seribu impian. Datang dan berpencar melihat pemandangan alam yang menebarkan senyumnya dan meniupkan aroma dedaunan dan tanah. Tak mau kalah, mentari menerikan panasnya menyilaukan mata dan mungkin menyegarkan mata.
Terlihat, sebuah bangunan separuh jadi, rumah seribu impian. Impian yang bertumpu pada harapan. Entah apa perasaan dan perkataan burung-burung, belalang, kupu-kupu, ternak, dan hutan ketika para bruder ini datang. Yang pasti mereka berdoa agar seribu impian yang ada di kepala dan hati para bruder ini dapat terwujud demi kemuliaan Allah. Para bruderpun tak dapat melepaskan diri dari para saudara yang sudah lebih dahulu mendiami dan menghuni Samalantan ini, burung-burung, belalang, kupu-kupu, ternak, pohon dan rerumputan. Seribu impian di Samalantan adalah impian bersama. Bersama semua mahkluk yang setiap detik berjaga dan menjaga di Samalantan ini.
Air melimpah, ternak beranak pinak, tanaman tumbuh subur, dan angin segar meliuk-liuk menerpa, tanda bahwa ada kehidupan, ada kelanjutan, dan harapan. Tak salah para bruder menaruh harapan dan impian di Samalantan ini. Segera mewujudkannya. Namun, perlu penyertaan Tuhan agar segala karya agar terwujud sesuai rencana-Nya. Dialah pemilik segalanya di dunia ini.
Tak terasa, aroma sore sudah merebak, para bruder bergegas pulang dengan masing-masing membawa oleh-oleh di tangannya. Bunga, anggrek, menjadi tanda bahwa para bruder pulang dari tanah yang hidup, yaitu Samalantan. Semua impian masuk di kepala, direnungkan, dan dibawa dalam doa di hati masing-masing. Kelak, para bruder ini akan kembali dengan suasana yang berbeda namun dalam keinginan yang sama. Sama dan sejalan juga dengan keinginan semua mahkluk yang ada dan menjaga di Samalantan ini.