Saat bertemu dengan beberapa pedagang, satu prinsip yang keluar dari hati nurani mereka dan mengatakan, “Tidak takut lagi dengan virus corona, yang penting pakai masker. Selama ini sudah menunggu sampai kapan corona ini berkahir. Sementara setiap hari butuh makan. Kalau tidak kerja, dapat makan dari mana?” Itulah sekilas ungkapan isi hati mereka.
Situasi di atas justru menjadi pembelajan dan makna inpirasi bagi saya dan Anda, sederhana tetapi komitmen untuk terus berjuang menjadi refleksi mendalam. Ada beberapa hal yang menjadi refleksi, pertama, menunggu tidak sekedar menunggu dalam sebuah rumah. Untuk memperoleh makanan maka harus bekerja. Pekerjaan harus keluar dari rumah, apalagi orang kecil. Yang selalu menaruh hidupnya dari hasil pekerjaan yang digeluti setiap hari. Dalam Kitab Suci juga mengatakan “Barangsiapa tidak mau bekerja, hendaklah ia tidak diberi makan” [bdk 2Tes 3:10]. Teks ini menegaskan kepada kita bahwa jika kita ingin makan setiap hari, maka hendaklah kita berusaha untuk memperoleh makan dengan bekerja. Kedua, sebuah perjuangan yang tiada henti. Berusaha bukan untuk sehari atau dua hari saja, kita berusaha sepanjang perjalanan hidup kita.
Bercermin pada pengalaman pandemi covid 19, realitas hidup kita ditantang secara terus-menerus, bahkan datang dengan bertubih-tubih. Tak bisa dihindari atau mengelak. Mau stay at home, masih banyak bepikir tentang kehidupan ekonomi, dari mana memperoleh makanan untuk kebutuhan sehari-hari? Situasi kemendesakan ekonomi membuat kita berani keluar dari zona pandemi covid 19. Namun, perlu diingat bahwa tetap taat pada prokes [pakai masker, cuci tangan, jaga jaarak, hindari kerumunan, kurangi mobilitas]. Itulah yang diceritakan oleh beberapa orang yang sedang berjuang mengais kebutuhan hidup sehari-hari di tengah kedesakan situasi ekonomi.
Lantas apa yang mau kita refleksikan dengan situasi pandemi covid 19 di tengah situasi tergerusnya kedesakan ekonomi? Bagi sebagian orang dengan gamblang untuk menjawab, kerja! Kalau malas, pasti nga dapat apa-apa? Kalau rajin, pasti menghasilkan sesuatu. Bukan asumsi itu juga timbul dalam benak kita? Dalam situasi ini itu, kita perlu bijaksana dalam menghadapinya. Bijaksana dalam artinya, kita memperhitungkan tentang keselamatan diri dan orang lain. Bekerja dengan mengikuti prokes, tentu saja dapat membantu kita dalam melaksanakan pekerjaan dengan tekun dan setia, tetapi juga penuh memperhatikan kesejahteraan hidup bersama yang ada di sekitar kita. Kesejahteraan hidup bersama dimaksudkan, kita tidak membawa klaster baru bagi orang-orang yang ada disekitar kita, tetapi berjuang untuk saling menjaga nilai hidup sosial bersama.