Bruderan Gubbio Sepakat 2 Pontianak memiliki taman yang luas, indah, dan segar. Luas dan indahnya, menyegarkan mata dan hati bagi yang memandang dan melihatnya. Banyak bunga dan pohon yang menghiasi dan menemani saudara tanah dan air yang ada di komplek Bruderan Gubbio, sehingga tak pernah tanah dan air merasa kesepian dan hidup sendiri. Burung-burung, tupai, dan kupu-kupu begitu juga. Mereka kegirangan menikmati makanan dan keindahan. Mereka merasa, di sini ada kehidupan dan kedamaian yang perlu dijaga dan dirawat agar tak tertelan oleh terlelapnya mata dan hati.
Tak sengaja, di sepanjang jalan yang sepi, berderet bunga-bunga kuning yang selalu setia mekar di pagi hari dan layu sebelum tengah hari. Entah, apa maksudnya diciptakan mekar tidak sampai setengah hari. Apakah siang dan sore udara dan suasananya tak seindah pagi? Atau ada yang mengancam saudara kuning ini untuk mekar sampai siang dan sore? Atau setelah mereka memberi makan kepada para kumbang, memberi kepuasan mata yang memandang, mereka merasa sudah cukup untuk mekar dan tak perlu mekar sampai sore atau malam hari.
Ada bunga tertentu yang pekat dengan refleksi kehidupan, yang dapat menjadi refleksi hidup bagi manusia. Si kuning, menggambarkan sikap bunga yang tak mau tamak dengan kepuasan dan berani mengatakan cukup jika sudah berbuat baik dan memberi yang terbaik bagi kehidupan. Tak ingin berlama-lama untuk memegahkan diri karena takut akan kehilangan makna hidup. Semakin lama ia mekar, semakin banyak kata pujian yang bertaburan, sehingga ia akan tergoda untuk memegahkan diri dan menjadi sombong terhadap bunga yang lain. Si kuning mengetahui, Tuhan menciptakannya indah dan ia tahu tugas yang Tuhan perintahkan kepadanya. Maka, ia tak ingin keindahan yang Tuhan berikan padanya menjadikannya sombong dan dapat melunturkan maksud Tuhan untuk menciptakannya ke dunia ini.
Saudara kuning, layumu memberi kesempatan kepada bunga lain untuk memberikan talentanya kepada dunia. Layumu, memberi waktu kepada bunga lain untuk menjalankan tugasnya yang telah diperintahkan Tuhan, Sang Pencipta kepadanya. Layumu, memberi arti hidup kepada bunga lain hadir di dunia ini. Layumu, memberi arti hidup juga kepada manusia bahwa hidup di dunia tak sendiri. Berani berbagi, berani mengalah, berani mengakui kelebihan dan talenta sesama, dan berani berbagi waktu dan tempat dalam memberi talenta dan menjalankan tugas hadir di dunia ini, sesuai yang telah Tuhan perintahkan.