Sun. Nov 10th, 2024

Minggu, 10 Januari 2021, pada pukul 10.30 wib kami bertolak dari Kota Jogya menuju kota Salatiga. Pada pukul 13.20 menit, tiba di rumah Khalawat Roncalli, Salatiga dan kami diterima dengan ramah oleh seorang Suster. Kedatangan kami bertiga yaitu Sr. Felisia, SMFA, Br. Ferdy, MTB dan saya sendiri, untuk mengikuti kegiatan Kursus Persiapan Profesi Kekal selama 50 hari lamanya. Kegiatan kursus ini akan diikuti beberapa tarekat/kongregasi ada di pulau Jawa dan di luar pulau Jawa. Meskipun tahun ini keadaan tidak mendukung yang diakibatkan oleh covid, rumah Khalawat Roncalli tetap menerapkan protokol kesehatan yang begitu ketat untuk para peserta.

Pukul 18.00 wib Misa pembukaan kursus di kapel Roncalli yang dipimpin oleh Rm. Rinata, MSF yang dihadiri oleh para peserta kursus dan staf Roncalli. Setelah misa berakhir dilanjutkan dengan makan bersama, dan perkenalan diri per-tarekat/kongregasi. Peserta yang hadir untuk menikuti kursus persiapan profesi kekal ini berjumlah 26 orang yang terdiri dari 18 Suster dan 8 Bruder/Frater. Adapun tarekat/kongregasi yang ikut seperti; BHK, CSA, MTB, FIC, CMM, SMG, CP, HK, SND, OSA, SMFA, KSFL,dan Misc. Peserta yang datang dari berbagai daerah dan kongregasi yang berbeda. Hal itu bukan suatu penghalang bagi kami, karena kami disatukan oleh panggilan yang sama untuk mengikuti Yesus Kristus dalam menjalani hidup membiara.

Masuk Kedalaman Diri

Mungkin kita pernah mendengar kata “hidup adalah pilihan” Ya…itulah kata yang selama ini selalu terniang di telinga saya. Bisa dikatakan bahwa setiap orang harus memilih salah satu dalam perjalanan hidupnya. Memilih pasti memiliki konsekuensi dalam setiap perjalanan yang akan dilewati dalam hidup. Ada rasa takut, ragu-ragu dan yakin apa yang dipilih saat ini, itulah hati yang saya rasakan pada saat itu. Bagi saya rasa takut, ragu-ragu dan yakin itu adalah hal yang wajar dalam hidup perbadi manusia, dengan begitu seseorang dapat berpikir memutuskan untuk memilih.

Selama mengikuti kursus persiapan profesi kekal selama 50 hari di Roncaali, saya diajak kembali untuk melihat panggilan awal pada masa promasio hingga sampai saat ini. Selama mengikuti kursus saya didampingi dan diarahkan oleh pembimbing pribadi untuk memberikan masukan dan motivasi. Selain itu lewat meditasi, doa, refleksi dan bahan materi yang diberikan, selama kursus membantu saya untuk masuk kedalaman diri. Rasa takut dan ragu-ragu dalam pribadi saya, mulai diolah dan dibantu oleh pembimbing. agar mampu untuk menerima, menyadari dan memafaakan setiap peristiwa hidup yang telah terjadi.

Memutuskan Untuk Memilih

Keterbukaan dalam pembicaraan peribadi dengan pembimbing adalah sebuah kerendahan hati untuk menyelesaikan sebuah masalah. Keterbukaan merupakan bimbingan rahmat dari Tuhan agar saya mampu untuk menerima kelemahan dan kelebihan dalam diri. Lewat masukan dari pembimbing dan dibantu oleh reflesi pribadi, dengan keterbukaan itu membuat hati saya merasa tenang, lega dan semakin yakin apa yang dipilih saat ini. Panggilan merupan sebuh misteri dalam perjalanan hidup saya dan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya untuk bisa bertahan sampai saat ini.

Sampai saat ini kesetiaan yang saya bangun bukan atas kekuatan dan kesetiaan sendiri, melainkan atas kekuatan dan kesetiaan Tuhan yang selalu menyertai dalam setiap langkah perjalanan hidup. Lewat doa, dukungan sudara sekomunitas, orang tua, sahabat dan kenalan yang sangat berperan penting dalam perjalanan hidup panggilan saya. Bagi saya tanpa ada dukungan dan doa mereka, semua ini tidak ada artinya sama sekali.  Memang kesetiaan untuk memilih itu hal yang mustahil, tetapi yang musthail pada manusia itu mungkin pada Allah. Setiap pilihan hidup mengandung resiko, akibat dan konsekuensi yang harus dijalani dalam hidup.

Kesetiaan Tuhan akan selalu hadir dalam setiap perjalanan hidup, meskipun banyak persoalan dan tantangan yang harus dihadapi. Setiap pilihan memiliki penyerahan secara total dan menuntut ketekunan. Semuanya merupakan suatu proses yang berlangsung terus sepanjang hidup dan akan membentuk menjadi pribadi yang semakin utuh. Saya bersyukur bisa mengikuti kursus 50 hari ini, dimana saya bisa mereflesikan perjalanan hidup panggilan, dan menjadi pribadi yang semakin dewas, dalam mengambil keputusan untuk memilih. Saya yakin bahwa Tuhan akan selalu membimbing dan menolong apa yang dipilih saat ini. “Janganlah terlalu khawatir akan segala sesuatu akan hidupmu, karena Tuhan akan selalu bersamamu”.

Penulis: Br. Maksimus, MTB