Wed. Oct 9th, 2024

Prakata

Di tengah Pandemi Covid 19 Komunitas Novisiat tetap ada hari khusus mengikuti misa Live streaming

Pandemic covid-19 telah mengubah banyak hal termasuk rutinitas sehari-hari manusia, Pemerintah tak henti-hentinya meminta masyarakat untuk meminta beradabtasi “ gaya hidup normal baru “ atau the new normal dalam menghadapi virus korona. Istilah “the new normal “ merujuk pada tatanan hidup masyrakat yang mencoba berdamai dengan virus korona yang merajalela di jagat raya saat ini. Situasi pandemic covid-19 memang mengubah banyak hal. Manusia menjadi galau, tidak semangat dan kacau dalam pikiranya. Semua kegiatan-kegiatan yang sudah terencana dibatalkan. Pandemic ini telah mengingatkan kita bahwa betapa rentan jika kita saling terhubung atau satu sama lain.Misalnya bersalam-salaman atau sentuhan lainnya. Jika kita tidak menjaga satu sama lain, mulai dari yang terkecil, tidak menaati protocol kesehatan kita tidak dapat menyembuhkan dari bencana covid ini. Menurut prediksi untuk Indonesia belum bisa memastikan sampai kapan kita kembali tidak menggunakan masker. Dalam situasi pandemic covid-19 saat ini, meskipun berada dalam situasi ketakutan dan kecemasan, kita sekalian tetap dipanggil untuk saling bersolider, sebagai ungkapan iman kita.
Situasi Di Novisiat MTB
Rasa gelisah, emosional, dan takut merupakan sesuatu yang membahayakan bagi perilaku kita saat ini. Rasa takut menyeret pada rasa; 3G, 4G, bahkan 5G (Gelisah, Galau dan Gugup; Gelisah, Galau, Gugup dan Gagap; Gelisah, Galau, Gugup, Gagap dan Gila ). Jangan bertanya mengapa rasa 3G, 4G, dan 5G singgah dan melewati hidup kita. Bersyukurlah karena kita melihat bahkan pernah merasakanya. Rasa-rasanya ini dapat datang dan pergi dalam kehidupan kita sebagai manusia. Rasa-rasa itu tidak bisa ditolak, kecuali dari kita butuh diolah. Apalagi rasa yang muncul karena perstiwa kematian atau pengalaman terancam kematian. Pengalaman takut dan dan “ mau mati rasanya “. Begitulah pengantar kotbah dari Romo Hiro Pr ketika Misa arwah 40 hari kematian Br. Yulianus Prasetya MTB yang berlangsung di Novisiat 30 Januari 2021. Rasa 3G, 4G dan 5G tentunya sudah d alami oleh komunitas Novisist MTB di tengah situasi pandemic covid-19. Di mana sebagaian dari kami pernah mengisolasikan diri. Baik mengisolasikan diri di Rumah sakit maupun di komunitas. Bagi yang pernah isolasi, tentunya perasaan mereka silih berganti. Rasa-rasanya mereka tak berdaya dengan situasi semacam itu. Kadang pula situasi seperti itu membuat iman dan imun mereka kurang setabil. Dengan situasi itupula, khususnya kami yang tidak isolasi yang masih tinggal komunitas, muncul pula perasaan-perasaan takut, cemas dan lain sebagainya. Situasi seperti ini yang membuat komunitas semakin sunyi yang mencekam. Akan tetapi, tetap penuh dengan kewaspadaan. Yang menarik dari perstiwa ini adalah semua para saudara Novis ikut merasakan dengan saudara yang sedang isolasi dan meningkatnya rasa solidaritas di komunitas. Misalnya: saling berkerja sama untuk mengantarkan makanan bagi mereka yang sedang isolasi mandiri di komunitas. Selain itu, mengantarkan minum dan snack pada jamnya. Pelayani ini sampai sampai pada isolasi dari para saudara selesai.
Para Novis tetao enjoy, nostalgia dan kreaktif
Kata enjoy sudah viral di komunitas novisiat MTB. Hampir setiap para novis selalu mengucapkan kata “ enjoy “. Maka tak heran kalau para novis ketika orbolan-orbolan atau candaan-candaan di ruang makan, selalu diakhiri kata “ enjoy “. Ugkapan kata ini sebenarnya mau mengatakan bahwa para novis sudah bersahabat dengan situasi saat ini, yaitu di masa pandemic covid-19 bisa menerima dan tetap produktif dan mengikuti prokes dengan baik. Bagi para novis di tahun kanonik atau novis l, sebetulnya dimasa pandemic ini sangat mendukung sekali dengan hidup rohaninya yaitu efektif berdoa, meditasi,berrefleksi dan bekerja. Namun dilain pihak, para novis selalu bernostalgia. Nostalgia demi nostalgia berdatangan, diakhir tahun 2020. Nostalgia diakhir dan diawal ditahun 2021, komunitas novisiat MTB mengungkapakn rasa syukur kepada Sang Empunya kehidupan ini. Rasa syukur itu dilambangkan dengan api unggun dengan diakhiri ibadat penutup tahun 2020. Bukan sampai disitu saja para novis bernostalgia dengan kegiatan-kegiatan menggunakan metode virtual. Nostalgia yang paling seru dan penuh makna adalah ketika para novis l selesai dengan KGN yaitu Penolahan Hidup dan Diserment. Para novis l berlomba karoke dengan kekhasan suara masing-masing dan berbagai jenis lagu; ada yang dangdut, pop dan dan lagu daerah. Yang tak kala serunya ketika para novia ll pulang dari stage. Setelah mereka isolasi selama 3 hari, komunitas novisiat MTB bernostalgia lagi dengan lomba karoke. Yang tidak bisa nyanyi terpaksa harus nyanyi apa adanya. Berbagai macam jenis suara, ada yang fals, serak dan ada juga suaranya yang bagus. Semua berbagai jenis suara, di komunitas novisiat MTB ada semua menjadi topik trending selama seminggu untuk menjadi anekdot atau dagelan yang menghibur. Kami tidak melihat siapa yang bagus dan siapa yang jelek. Bagi kami yang terpenting i adalah kebersamaan dalam hidup persaudaraan dengan menciptakan sukacita yang harmonis.
Di samping itu, komunitas novisiat MTB juga mengembangkan kemampuan kreaktifitas bagi para novis, sesuai dengan ketrampilan masing-masing. Banyak hasil dari karya para novis berkat kereaktifitasnya yang sangat menakjubkan. Seperti menggambar, memanfaatkan barang bekas, belajar musik, merangkai bunga, menjahit dan lain sebagainya. Yang membuat para novis semakin berkreaktif dan dinikmati bersama sekomunitas ketika semua hasil karyanya dipajang di ruang refter.Semacam etalase prakarya orinil generasi muda MTB.
Penutup
Di tengah pandemic covid-19 ini, kita harus sadar bahwa manusia tidak dapat melakukan segala yang baik. Karena keterbatasan waktu, tenaga, kemampuan dan sebagainya. Akan tetapi selalu dapat mengerjakan sesuatu yang baik. Berani mulai sesuatau yang baik dengan kemudahan apa adanya. Kegiatan baik sekecil/sederhana apapun tidak pernah sia-sia, pasti mendatangkan sesuatu yang baik. Untuk itulah marilah kita menaati protocol kesehatan yaitu 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak). Mari kita baluti protocol kesehatan ini dengan iman kita agar imun kita tetap terjaga. (Penulis Sdr.Hilarion –Novis 1).