Pandemi yang terjadi di tahun 2019 masih menghantui seluruh manusia di bumi ini bahkan sampai sekarang. Seluruh kegiatan di muka bumi terhenti karena rasa takut terhadap virus korona. Tetapi sebagai makhluk yang paling sempurna yang diciptakan oleh Tuhan, membuat kebanyakan orang memutar otak agar tetap dapat melaksanakan setiap kegiatan dengan lancar tanpa terpapar virus korona. Hal itupun dilakukan oleh gereja terutama dalam pelayanan. Gereja Paroki Santo Paulus Pringgolayan tetap melaksanakan tugas dan kewajiban dalam memberikan pelayanan kepada umat. Biarawan biarawatipun ikut membantu dalam pelayanan di gereja. Bruder dan Suster ditugaskan untuk memimpin ibadat sabda dan membagikan komuni kepada para lansia di setiap lingkungan.
Memberi Semangat
Lingkungan yang kulayani berubah-ubah. Aku mendapat kesempatan untuk memberikan pelayanan di Lingkungan Alfonsus, Lingkungan Markus dan Lingkungan Carolus Borromeus. Saat melakukan pelayanan ada rasa takut yang menghantui diriku. Rasa takut akan terpapar virus korona dan rasa takut karena tidak bisa memberikan pelayanan sesuai dengan harapan umat di lingkungan. Tetapi dengan seiring berjalannya waktu, rasa percaya diri mulai tumbuh dalam diriku. Pelayananku lakukan dengan rasa senang meskipun kadang ada rasa malas dan bosan. Dalam pelayanan terebut, protokol kesehatan tetap dilakukan. Tetapi di luar dugaanku, ternyata virus ini lebih ganas dari yang aku ketahui. Saat hari terakhir aku melakukan pelayanan di lingkungan ternyata ada salah satu umat yang terpapar virus korona. Yang membuatku kaget adalah umat tersebut ternyata seorang bapak yang selalu menjemput aku dan mengantar aku kembali ke biara. Saat itu aku merasa takut dan gelisah. Tetapi Bruder Flavianus memberi aku semangat bahwa aku akan baik-baik saja.
SwabÂ
Untuk memastikan apakah aku terpapar virus korona atau tidak, aku melakukan swab antigen dengan salah satu umat di lingkungan. Puji Tuhan ternyata aku baik-baik saja. Saat itu aku merasa bersyukur akan kesehatan dan perlindungan dari Tuhan atas diriku. Dari kejadian ini aku mendapat pelajaran bahwa pelayanan yang ku lakukan memang beresiko tinggi. Aku juga menyadari bahwa pelayanan sedang bertarung dengan virus korona. Dimana aku sebagai seorang Bruder tetap harus melakukan pelayanan meskipun beresiko tinggi. Aku hanya dapat berpasrah dan percaya kepada Tuhan bahwa Tuhan akan selalu menjaga dan menyertaiku dimanapun aku diutus. Percaya bahwa Tuhan akan menolong dunia dari virus korona. (Penulis Sdr. Octavianus,Novis I Bruder MTB).
Br.Octavianus MTB